Sayyidu al-Syuhada’, Imam Husain as di dalam do’a-do’a beliau : “…Kapan Engkau pernah ghaib sehingga perlu bukti yang menunjukkan keberadaan-Mu? Kapan Engkau pernah jauh, sehingga tanda-tanda itu akan menyampaikan kepada-Mu? Sungguh butalah mata yang tidak melihat (menyadari) pengawasan Allah atasnya.” 31]
Seorang ‘arif billah, Ibn ‘Atha’illah al-Iskandari rahimahullah mengatakan, “Bagaimana mungkin dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal Dia-lah Zat yang menampakkan segala yang ada? Bagaimana pula dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, jika Dia-lah yang tampak pada segala sesuatu?
Bagaimana dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal Dia-lah Yang tampak dalam setiap sesuatu?
Bagaimana dapat di yakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal Dia-lah Yang Nyata untuk setiap sesuatu?
Bagaimana dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal Dia-lah Dzat Yang Nyata sebelum adanya segala sesuatu?
Bagaimana dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal Dia lebih jelas tampak daripada segala sesuatu?
Bagaimana dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal Dia-lah Dzat Yang Esa yang tidak ada di samping-Nya sesuatu apa pun?
Bagaimana dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal Dia lebih dekat kepadamu daripada segala sesuatu lainnya?
Bagaimana dapat diyakini kalau sesuatu dapat menghijab Tuhan, padahal seandainya tidak ada Dia niscaya tidak akan ada segala sesuatu?
Ibn ‘Atha’illah menambahkan, “Tak ada satu pun eksistensi di sisi Allah yang menutupimu dari-Nya, karena memang tidak ada apa pun selain Dia. Yang menutupi dari-Nya adalah ilusimu sendiri yang menganggap ada yang lain di samping-Nya.” 33]
kata Ibn ‘Atha’illah, “Al-Haqq (Allah) tidak pernah terhijab darimu, bahkan engkaulah yang terhijab dari melihat-Nya.” 35]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar