Mukoddimah
Berbicara tentang hal yang satu ini harus sangat hati-hati, salah-salah jika tidak hati-hati maka akan jatuh kepada kekufuran, kehati-hatian pula mencakup kepada dalam memandang orang bertauhid atau beraqidah, karna jika tidak berhati-hati melontarkan pernyataan kepada orang yang kita anggap salah akidahnya maka perkataan kafir akan jatuh kepada salah satu dari yang menuduh dan yang tertuduh, artinya jika yang tertuduh benar maka yang menuduhlah akan jatuh kepada kekafiran.
Dasar Penetapan AqidahSebagai dasar aqidah kaum muslimin terutama yang bergolongan ahlussunnah waljama'ah mensifati Allah dengan beberapa sifat, dengan dasar landasan pemikiran Bahwa Akal kita adalah ciptaan Allah, maka bagaimana mungkin ciptaan (buatan) ini menjangkau pemikirannya sampai pada penciptanya yaitu Allah. maka hakikatnya Akal kita tidak akan mampun memikirkan Hakikat Dzah Allah. Jika ada tuhan yang terjangkau oleh logika akal, maka Tuhan tersebut adalah terjangkau dalam pemikiran maka dimana Kebesaran, Ketinggian dan Kemahasucian Tuhan jika Akal bisa menjangkaunya?
Dalam hal ini ditetapkanlah Sifat bagi Allah oleh umala ahlussunnah wal jama'ah agar pemikiran manusia tidak tersesat memahami Sifat dan dzat Tuhan kaum muslimin yaitu Allah SWT, karna salah-salah jika seorang yang membaca langsung kepada Ayat-ayat Mutasyabihat akan jatuh pada pemahaman yang sesat, usaha Asy'ariah adalah ijtihad agar memudahkan memahami tauhid, baik uluhiyah, rububiyah maupun sifat wajib serta asmaul husna.
Dalam Ahlussunnah wal jamaah dikenal dengan dua Madzhab akidah yaitu Asy'ariyah dan Maturidiyah, keduanya dianggap yang lebih sesuai dengan Aqidah yang dibawa oleh Rosulullah SAW dan Kemahasucian Allah SWT.
Asy`ariyah adalah sebuah paham aqidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy. Beliau lahir di Bashrah tahun 260 Hijriyah bertepatan dengan tahun 935 Masehi. Beliau wafat di Bashrah pada tahun 324 H / 975-6 M.
Az-Zubaidi mengatakan : "Jika dikatakan Ahlus Sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah". (Ittihafus Sadatil Muttaqin 2:6).
Bagi yg mampu berijtihad dalam berakidah, dan mencoba menggali kepada Al-qur'an dan hadits sendiri, maka hendaknya berhati-hatilah dan jangan terburu-buru menyebarkan hasil ijtihadnya kepada halayak ramai apalagi kalau hasil ijtihad itu berselisih dengan madzhab yang telah diakui oleh para Ulama dari zaman salaf(dulu/kuno) sampai zama 'asri (sekarang/modern), karena kita ketahui bersama firman Allah terdapat ayat Muhkamat dan Mutasyabihaat, salah salah terjatuh pada penyebar fitnah atau salah ta'wil karna blm tergolong orang yg Rosih dlm ilmunya, sebagaimana Firman Allah dalam Surah Ali-Imron ayat : 7
"Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal"(ali imron 7).
Bagi yang belum mampu berijtihad sendiri karna merasa terbatasnya kemampuan dalam menggalai Al-qur'an dan hadits seperti penulis, maka akidah ini insya Allah telah diuji dan direkomendasikan oleh berbagai pakar ulama yang berkompeten dalam bidang Al-qur'an dan Hadits dan kemudian diikutinya seperti Al-Baqillani, Imam Haramain Al-Juwaini, Al-Ghazali, Al-Fakhrurrazi, Al-Baidhawi, Al-Amidi, Asy-Syahrastani, Al-Baghdadi, Ibnu Abdissalam, Ibnud Daqiq Al-`Id, Ibu Sayyidinnas, Al-Balqini, al-`Iraqi, An-Nawawi, Ar-Rafi`I, Ibnu Hajar Al-`Asqallani, As-Suyuti. Sedangkan dari wilayah barat khilafat Islamiyah ada Ath-Tharthusi, Al-Maziri, Al-Baji, Ibnu Rusyd (aljad), Ibnul Arabi, Al-Qadhi `Iyyadh, Al-Qurthubi dan Asy-Syatibi. Jangan lupa juga bahwa universitas Islam terkemuka di dunia dan legendaris menganut paham Al-Asy`ariah dan Maturidiyah seperti Al-Azhar di Mesir, Az-Zaitun di Tunis, Al-Qayruwan di Marokko, Deoban di India. Dan masih banyak lagi universitas dan madrasah yang menganutnya.Para ulama pengikut mazhab Al-Hanafiyah adalah secara teologis umumnya adalah penganut paham Al-Maturidiyah. Sedangkan mazhab Al-Malikiyah dan Asy-Syafi`iyyah secara teoligs umumnya adalah penganut paham Al-Asy`ariyah.
Isi Aqidah Yang akan coba kami uraikan adalah aqidah Asy'ariyah. (Tanpa mendiskriditkan apapun pada akidah lain) kemudian dengan catatan pula, madzhab asy'ariyah bukan hanya yg ditulis oleh Abu hasan al-asy'ari saja, namu yang mengakui dasar-dasarnya oleh beliau kemudian dikembangkan sesuai dengan pemahaman asy'ariyah.
Sifat Wajib Bagi Allah
1. Wujud artinya Ada dan Lawannya Tidak ada.
Dalil Naqli : La ilaha illa Allah (Syahadat), Tidak Ada Tuhan Selain Allah
Firman Allah : (surah al-ikhlas ayat 1) "Katakanlah (wahai Muhammad) Dia Allah itu satu".
Sabda Nabi : "kaana Allah, wa lam yakun Syai' ghoiroh" (Bukhori) "Allah ada sebelum yg lainnya Ada.
Ucapan Sayidina Ali Karromallahu wajhah. " Kana Allah wa la Makan.." (Allah ada, dan tanpa tempat) (al-farq bainal firoq li abu mansur al-baghdadi) DLL.
Dalil Aqli : Jika Adanya sesuatu yang baru pasti ada Yang Mengadakan (Penciptanya) tidak ada sesuatupun yang terjadi secara kebetulan tanpa sebab, bahkan sesuatu jatuh dari daun kering pun ada sebabnya jika diteliti mendalam mengapa daun jatuh.
Surat Ali Imron 190 "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal"
2. Qidam artinya Dahulu
Dalil Naqli :
Firman Allah : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin"(Al-hadih : 3)
Sabda Rosul : "Antal Muqoddimu" Engkaulah yang qodim (Hadits Bukhori doa rosulullah setelah Tahajjud)
Dalil Aqli : Segala sesuatu ini baru dan datang setelah ada yg mendahului yaitu Allah yang Tanpa Permulaan.
Maksud dahulu itu adalah yang Maha Ada terdahulu sebelum makhluk ada, dan dahulunya Allah itu tanpa permulaan dan Maha akhir adalah Dia Tetap ada setelah segala sesuatu telah binasa dan tiada Akhir bagiNYA, hal tersebut diluar jangkauan akal. Akal hanya bisa memahami dari segala ciptaanNYA yaitu hitungan sebelum satu adalah 0 (tiada awal), dan setelah satu maka tak terhingga, sementara hitungan hanyalah ciptaan, sudah tentu Pencipta Lebih sempurna dari makhluk.
3. Baqo' artinya Kekal
Dalil Naqli : "Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar-Rahman 27)
Dalil Aqli : segala sesuatu yg binasa adalah lemah, Maha suci Allah Tuhan yang Maha Perkasa Maha Besar dan Kekal, Segala sesuatu yg lemah bukanlah tuhan.
4. Mukholafatu lil hawaditsi artinya berbeda dengan yang baru (makhlukNYA)
Dalil Naqli : Laisa kamitslihi syai'un wa huwa sami'ul bashir
Dalil Aqli : Jika anda membuat kursi maka kursi tidak sama dengan anda, bagaimana mungkin Allah Yang Maha Sempurna yang telah membuat segala sesuatu sama dengan sesuatu itu. Mahkluk adalah terbatas, terikat dan lemah. Mustahil Bagi Allah menyerupai makhluk, Dia Maha Sempurna tidak sama dengan makhlukNYA.
5. Qiyamuhu Binafsihi = Berdiri sendiri
Dalil Naqli : Wallahu huwa al-ghoniyyul hamid
Allahu La ilaaha illahuwa alhayyul Al-qoyyum dst...
La ilaaha Illallahu wahdahu La Syarika Lah "Tidak ada tuhan selain Allah Satu dan tidak ada sekutu baginya"
Dalil Aqli : Allah Tidak ada Sesuatupun yang dibutuhkan Allah, tidak dilahirkan dan tidak melahairkan. Dia berdiri sendiri dan tidak ada sekutu baginya, yang bersekutu dan membutuhkan orang lain hanyalah makhluk, Tuhan tidak membutuhkan siapa dan apapun, Dia Berdiri sendiri itulah kesempurnaanNYA, yang membutuhkan sekutu dan orang lain berarti masih lemah dan tidak sempurna.
6. Wahdaniyah = Allah maha satu
Dalil Naqli : Allahu Ahad.
Dalil Aqli : Allah adalah satu, Tuhan harus satu, kalau lebih dari satu maka akan kacaulah dunia, karna keinginannya yg berbeda, kalau lebih dari satu maka akan saling mengaku lebih berhak atas ciptaan.dll
7. Qudrat = Maha Menentukan
Dalil Naqli : Wa huwa ala kulli syai'in Qodiir.
Dalil Aqli : Jika seorang programmer computer menentukan programnya agar berjalan dengan sesuai keinginannya dia harus menulis kode-kode sehingga programnya berjalan sesuai dengan kehendaknya, namun programmer secanggih apapun yang bisa membuat program, masih tidak bisa menjamin seratus persen ke tangguhan programnya, karna dia manusia dan dia hanya memberikan sebab supaya tercipta akibat, sementara Allah segala kehendaknya pasti terlaksana, walaupun tanpa sebab, karena Dialah sumber dari segala sebab. Dia menentukan segala sesuatu termasuk ajal programmer.
8. Irodat = Berkemauan
Dalil Naqli : idza aroda syian an yakula lahu kun fayakun.
Fa'alu lima yuriid
Dalil Aqli : Allah sebagai tuhan berkemauan apa saja yang Dia ingin lakukan, tidak ada yang mampu mencegah, karna Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu, sekiranya tercegah dan keinginan ada yg mengendalikan maka berarti lemah.
9. Ilmu artinya Mengetahui
Dalil Naqli : wa huwa assami'ul aliem
Dalil Aqli : Dia mengetahui segala sesuatu dari sebelum manusia diciptakan sampai hari kiamat, Bahkan mengetahui yang terbesit dalam jiwa, baik yang dzahir maupun yg bathin, Dia mengetahui yang gaib, iblis malaikat jin tetapi tidak sebaliknya. Allah Maha Mengetahui, terbukti bahwa segala yg diceritakan al-qur'an sebelum pengetahuan modern ditemukan telah terbukti. Allah maha tahu segala sesuatu.
Sifat Wajib Bagi Allah
1. Wujud artinya Ada dan Lawannya Tidak ada.
Dalil Naqli : La ilaha illa Allah (Syahadat), Tidak Ada Tuhan Selain Allah
Firman Allah : (surah al-ikhlas ayat 1) "Katakanlah (wahai Muhammad) Dia Allah itu satu".
Sabda Nabi : "kaana Allah, wa lam yakun Syai' ghoiroh" (Bukhori) "Allah ada sebelum yg lainnya Ada.
Ucapan Sayidina Ali Karromallahu wajhah. " Kana Allah wa la Makan.." (Allah ada, dan tanpa tempat) (al-farq bainal firoq li abu mansur al-baghdadi) DLL.
Dalil Aqli : Jika Adanya sesuatu yang baru pasti ada Yang Mengadakan (Penciptanya) tidak ada sesuatupun yang terjadi secara kebetulan tanpa sebab, bahkan sesuatu jatuh dari daun kering pun ada sebabnya jika diteliti mendalam mengapa daun jatuh.
Surat Ali Imron 190 "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal"
2. Qidam artinya Dahulu
Dalil Naqli :
Firman Allah : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin"(Al-hadih : 3)
Sabda Rosul : "Antal Muqoddimu" Engkaulah yang qodim (Hadits Bukhori doa rosulullah setelah Tahajjud)
Dalil Aqli : Segala sesuatu ini baru dan datang setelah ada yg mendahului yaitu Allah yang Tanpa Permulaan.
Maksud dahulu itu adalah yang Maha Ada terdahulu sebelum makhluk ada, dan dahulunya Allah itu tanpa permulaan dan Maha akhir adalah Dia Tetap ada setelah segala sesuatu telah binasa dan tiada Akhir bagiNYA, hal tersebut diluar jangkauan akal. Akal hanya bisa memahami dari segala ciptaanNYA yaitu hitungan sebelum satu adalah 0 (tiada awal), dan setelah satu maka tak terhingga, sementara hitungan hanyalah ciptaan, sudah tentu Pencipta Lebih sempurna dari makhluk.
3. Baqo' artinya Kekal
Dalil Naqli : "Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar-Rahman 27)
Dalil Aqli : segala sesuatu yg binasa adalah lemah, Maha suci Allah Tuhan yang Maha Perkasa Maha Besar dan Kekal, Segala sesuatu yg lemah bukanlah tuhan.
4. Mukholafatu lil hawaditsi artinya berbeda dengan yang baru (makhlukNYA)
Dalil Naqli : Laisa kamitslihi syai'un wa huwa sami'ul bashir
Dalil Aqli : Jika anda membuat kursi maka kursi tidak sama dengan anda, bagaimana mungkin Allah Yang Maha Sempurna yang telah membuat segala sesuatu sama dengan sesuatu itu. Mahkluk adalah terbatas, terikat dan lemah. Mustahil Bagi Allah menyerupai makhluk, Dia Maha Sempurna tidak sama dengan makhlukNYA.
5. Qiyamuhu Binafsihi = Berdiri sendiri
Dalil Naqli : Wallahu huwa al-ghoniyyul hamid
Allahu La ilaaha illahuwa alhayyul Al-qoyyum dst...
La ilaaha Illallahu wahdahu La Syarika Lah "Tidak ada tuhan selain Allah Satu dan tidak ada sekutu baginya"
Dalil Aqli : Allah Tidak ada Sesuatupun yang dibutuhkan Allah, tidak dilahirkan dan tidak melahairkan. Dia berdiri sendiri dan tidak ada sekutu baginya, yang bersekutu dan membutuhkan orang lain hanyalah makhluk, Tuhan tidak membutuhkan siapa dan apapun, Dia Berdiri sendiri itulah kesempurnaanNYA, yang membutuhkan sekutu dan orang lain berarti masih lemah dan tidak sempurna.
6. Wahdaniyah = Allah maha satu
Dalil Naqli : Allahu Ahad.
Dalil Aqli : Allah adalah satu, Tuhan harus satu, kalau lebih dari satu maka akan kacaulah dunia, karna keinginannya yg berbeda, kalau lebih dari satu maka akan saling mengaku lebih berhak atas ciptaan.dll
7. Qudrat = Maha Menentukan
Dalil Naqli : Wa huwa ala kulli syai'in Qodiir.
Dalil Aqli : Jika seorang programmer computer menentukan programnya agar berjalan dengan sesuai keinginannya dia harus menulis kode-kode sehingga programnya berjalan sesuai dengan kehendaknya, namun programmer secanggih apapun yang bisa membuat program, masih tidak bisa menjamin seratus persen ke tangguhan programnya, karna dia manusia dan dia hanya memberikan sebab supaya tercipta akibat, sementara Allah segala kehendaknya pasti terlaksana, walaupun tanpa sebab, karena Dialah sumber dari segala sebab. Dia menentukan segala sesuatu termasuk ajal programmer.
8. Irodat = Berkemauan
Dalil Naqli : idza aroda syian an yakula lahu kun fayakun.
Fa'alu lima yuriid
Dalil Aqli : Allah sebagai tuhan berkemauan apa saja yang Dia ingin lakukan, tidak ada yang mampu mencegah, karna Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu, sekiranya tercegah dan keinginan ada yg mengendalikan maka berarti lemah.
9. Ilmu artinya Mengetahui
Dalil Naqli : wa huwa assami'ul aliem
Dalil Aqli : Dia mengetahui segala sesuatu dari sebelum manusia diciptakan sampai hari kiamat, Bahkan mengetahui yang terbesit dalam jiwa, baik yang dzahir maupun yg bathin, Dia mengetahui yang gaib, iblis malaikat jin tetapi tidak sebaliknya. Allah Maha Mengetahui, terbukti bahwa segala yg diceritakan al-qur'an sebelum pengetahuan modern ditemukan telah terbukti. Allah maha tahu segala sesuatu.
10. Hayat artinya Hidup Dalil Naqli : Huwa alhayyul alQoyyum
Dalil Aqli : Dengan Adanya makhluk, dengan memberikan nyawa sehingga mekhluk menjadi hidup, terbukti bahwa tumbuhan bisa tumbuh karna kekuasaan Allah yang memberikan kehidupan maka pasti Allah hidup.
11. Sama' artinya Maha Mendengar
Dalil Naqli : Innallaha as-sami'un bashir
Dalil Aqli : Allah maha mendengarkan doa seseorang yang memohon kepadanya kemudian mengabulkannya, mendengar rintihan hati yang sedih sehingga memberika ketenangan padanya.
12. Bashor artinya Allah melihat
Dalil Naqli : wa huwa assami'ul bashir
Dalil Aqli : Allah Maha Melihat segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan hamba, sehingga segala perbuatannya akan diberi balasan.
13. Kalam artinya berfirman
Dalil Naqli : wa kallamallahu musa taklima
Dalil Aqli : Allah Maha Berfirman kepada Musa secara langsung. Berdialog dengan Malaikat dan para nabi, Kalam Allah berbeda dengan makhluknya. dan Al-qur'an adalah Kalamullah yang azalli.
Maka runtuhlah semua tuduhan dari sebagian golongan yang mengatakan bahwa penetapan sifat Wajib bagi Allah tidak berdasar dari dalil Naqli, berfikirlah terlebih dahulu sebelum menuduh, karna bila terbukti tuduhannya tidak terbukti akan kembali tuduhan itu pada diri yg menuduh. Sebagai contoh ada yg menuduh sifat wajib bagi Allah yg ditetapkan oleh as'ariyah tidak berdasar dalil Naqli, kemudian terbukti berdasar dalil Naqli, bukankah itu mebuktikan bahwa yang menuduh tidak tahu.?
Pernah seorang Imam besar yg dikenal dapat mengeluarkan 1000 ayat Alqur'an yg membuktikan keberadaan Allah, maka ketika ia lewat bersama murid muridnya ada seorang nenek tua yg sedang menyapu jalan, orang orang memerintahkannya minggir, maka ibu itu berkata : "engkaukah yg mampu mengeluarkan dalil keberadaan Allah dg 1000 ayat dari Alqur'an?", maka Imam itu berkata : "Betul", maka ibu itu berkata lagi : "apakah keberadaan Allah butuh dalil..?", maka Imam itu tertunduk malu seraya menangis.., ia malu akan dirinya sendiri.
Sebenarnya keberadaan Allah swt tak butuh dalil, karena Dialah Allah Yang Maha Ada, Dialah yg paling berhak untuk tidak diingkari, Dialah yg paling berhak dipercaya, dalil adalah bagi yg tak dipercaya, dan Allah Maha Suci dari itu semua. hanya kalangan wahabi saja yg memperpanjang masalah tauhid, karena jiwa mereka mengingkari, mereka butuh setumpuk dalil aqli dan naqli untuk beriman pada Allah.
wallahu a'lam bi showab
keren
BalasHapusWallahu alam
BalasHapus